Senin, 27 Oktober 2008

Java ke Jawa

Java, sebuah bahasa pemrograman yang digagas oleh Sun Microsystems, telah dikenal luas karena keandalannya terutama dalam fleksibilitas platform. Portabilitas Java membuka banyak ruang orientasi sistem dalam praktik pengembangan. Keunggulan inilah yang mampu mendorong produksi dan pemasaran piranti lunak tidak lagi dibatasi oleh media yang dipakai.

Sudah umum diketahui bahwa saat ini Java menempati rangking pertama dalam pengguanaan pada saat ini. Dalam tren pemakaian bahasa pemrograman, Java memiliki kecenderungan tertinggi untuk digunakan di masa yang akan datang (sumber: www.tiobe.com).

Menurut informasi dari www.tiobe.com, bisa diketahui bahwa pesaing terdekat Java hanyalah C. Selain itu, jarak Java dengan pesaing lain terlihat jauh. Java telah membuktikan keunggulannya.

Melihat perkembangan saat ini, integrasi dirasakan amatlah penting mengingat berbagai proses bisnis cenderung semakin kompleks. Menangani jutaan informasi yang disimpan dalan database dan diolah bermacam aplikasi untuk kepentingan bisnis yang butuh ketersediaan instan merupakan pekerjaan berat apalagi aplikasi-aplikasi tersebut memiliki obyek, logika, output, dan platform berbeda.

Kondisi di atas kemudian memicu kelahiran SOA (Service Oriented Architecture), sebuah metode pengembangan arsitektur dalam wilayah arsitektur manajemen pengelolaan data yang berbasis Service. SOA kemudian booming di dunia arsitektur TI dan menjadi standar komputasi
global setelah munculnya XML sebagai standar transaksi data, dan Web Services (sering disingkat Services saja) sebagai teknologi yang berbasis XML.

SOA memerlukan pengembangan yang terukur dan intensif agar arsitektur yang dibangun benar-benar bekerja dengan baik. Kepentingan tersebut harus didukung oleh teknologi yang benar-benar kuat dan independen. Dalam hal ini Java dikemas oleh Sun Microsytems agar mampu menjadi pondasi kukuh bagi pengembangan SOA. Sampai saat ini jika pengembang berpikir SOA maka Java yang akan terlintas di kepala mereka.

Khusus untuk tema besar ini, Jax Asia 2006 memberikan tempat khusus bagi SOA serta berbagai aspek mengenai arsitektur aplikasi untuk skala besar.

Bagi para pengembang, kebutuhan akan IDE (Integrated Development Environment) yang berkualitas tinggi adalah sangat penting sebab IDE akan menentukan banyak hal dalam aspek kualitas piranti lunak yang dibuatnya. IDE pun harus mampu digunakan untuk mengadaptasi tuntutan teknologi. Dalam situasi seperi ini, Eclipse memiliki posisi prestisius bagi para pengembang. Eclipse dibuat dengan arsitektur terbuka sehingga kemampuannya bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Disebabkan gratis, banyak pihak beranggapan bahwa Eclipse berpotensi menduduki peringkat pertama IDE yang digunakan di dunia ini.

Dalam konferensi ini, Eclipse menempati forum tersendiri untuk dibahas. Tillmann Seidel membuka banyak hal tentang Eclipse termasuk berbagai trik yang bisa mempercepat pekerjaan para pengembang. Tilman akan bicara banyak mengenai "Best Practices for Eclipse Plug-in
Development" dan "Eclipse Modeling Framework (EMF)".

Mengingat bagaimana pentingnya Teknologi Informasi bagi pembangunan sebuah bangsa maka tak pelak konferensi ini memiliki fungsi yang strategis. Konferensi membawa bahasan yang membumi, teknologi yang mudah digunakan dan murah bahkan gratis. Para pihak yang terlibat
dalam pengembangan piranti lunak lokal bisa belajar banyak dari pakar-pakar internasional penting mengenai Java, Enterprise Architecture, dan Eclipse ini.

Indonesia sendiri sudah terlihat bergairah dalam dunia pengembangan piranti lunak. Salah satu tonggak penting adalah kehadiran IGOS, sistem operasi berbasis *nix yang menjadi proyek penyedia sistem operasi berharga murah. Dengan kehadiran konferensi ini kita bisa membuka cakrawala dunia pengembangan piranti lunak serta masa depannya. Nantinya, tidak hanya IGOS tapi bangsa ini akan menjadi produsen piranti lunak garda depan di dunia.